Halaman
61
Moral
i
Moral
Moral
19
Berbicara tentang moral, ada banyak sekali hal-hal yang
menjadi bahan pembicaraan. Tak jarang seseorang berdebat atau
berdiskusi dengan rekannya membahas hal yang satu ini dalam
sebuah debat terdapat banyak argumen. Pada Pelajaran kali ini,
Anda Akan belajar mengidentifi
kasi argumen dalam debat.
Selain itu, Anda akan belajar membaca cepat, menulis paragraf
ekspositif, dan mengenal jenis-jenis kalimat.
5
5
S
u
m
b
e
r
:
w
w
w
.
b
p
1
.
b
l
o
g
g
e
r
.
c
o
m
61
61
Pelajaran
Pelajaran
Alokasi waktu: 16 jam pelajaran
Peta
Peta
Konsep
Konsep
terdiri atas
melalui
proses
melalui
proses
melalui
proses
melalui
proses
mencatat pokok berita
Mengidentifi kasi
argumen dalam
berdebat
Membaca cepat
Menulis paragraf
eksposisi
Mengidentifi kasi
dan membedakan
jenis kalimat
• membaca cepat
• menjawab
pertanyaan
• mengungkapkan
pokok-pokok isi
bacaan
• mengidentifi kasi
ciri-ciri paragraf
deskripsi
• mengetahui
langkah-langkah
penulisan
paragraf deskripsi
• mengetahui
argumen dalam
debat
Kegiatan
Berbahasa
• mengidentifi kasi
jenis-jenis kalimat
• membedakan
kalimat
62
62
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Kelompok kami tidak setuju jika ada siswa yang membawa
telepon genggam ke sekolah karena akan mengganggu. Selain itu,
penggunaan
handphone
akan menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan.
dan
Dalam mengidentifi kasi argumen dalam berdebat, Anda harus
memperhtikan setiap perkataan para pembicara. Saat seseorang
berargumen biasanya dia akan mengungkapkan alasan mengapa
dia berpendapat seperti itu.
Sekarang bacalah sebuah kutipan dialog debat berikut ini.
Moderator : Saudara-saudara, siang ini kita akan menyaksikan
sebuah debat tentang siswa yang membawa
telepon genggam ke sekolah. Di sebelah kanan saya
kelompok pertama dengan wakil Asti dan di sebelah
kiri saya kelompok kedua dengan wakil Tina. Kepada
kelompok pertama saya persilahkan.
Asti
: Kelompok kami setuju jika ada sebagian siswa yang
membawa telepon genggam atau
handphone
ke
sekolah karena menurut saya, siswa memerlukannya
untuk berkomunikasi baik itu dengan orang tua atau
teman-temannya. Terima kasih.
Tina : Kelompok kami tidak setuju jika ada siswa yang
membawa telepon genggam ke sekolah karena akan
mengganggu. Selain itu, penggunaan
handphone
akan
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Asti
: Baik, jika siswa tidak diperbolehkan membawa
telepon genggam, lalu bagaimana siswa tersebut bisa
berkomunikasi? Apalagi jika hal tesebut mendesak.
Tina
: Tapi 'kan kita bisa memilih menggunakan wartel atau
telepon umum yang ada di dekat sekolah kita.
Dari kutipan tersebut, dapat diperoleh dua argumen yakni :
Kelompok kami setuju jika ada sebagian siswa yang membawa
telepon genggam atau
handphone
ke sekolah karena menurut saya,
siswa memerlukannya untuk berkomunikasi baik itu dengan orang
tua atau teman-temannya. Terima kasih.
Mengidentifi
kasi Argumen
Mengidentifi
kasi Argumen
dalam Berdebat
dalam Berdebat
A
Anda diharapkan dapat:
• mengetahui argumen
dalam berdebat.
Tujuan Belajar
63
63
Moral
Untuk mengasah kemampuan Anda, sekarang kerja-
kan latihan berikut ini.
Pada Pelajaran 1 bagian A, Anda telah berlatih menentukan
isi Selain melalui kegiatan mendengarkan khotbah, informasi
dapat diperoleh pula melalui kegiatan membaca. Dalam
Pelajaran-Pelajaran sebelumnya, Anda telah belajar berbagai
teknik membaca. Sekarang, kemampuan membaca Anda akan
bertambah dengan belajar membaca cepat.
Tujuan membaca diantaranya adalah:
1. Tujuan rekreatif, untuk memperoleh kesenangan;
2. Tujuan intelektual profi t, untuk memperluas ilmu
pengetahuan;
3. Tujuan praktis, untuk bisa melakukan suatu pekerjaan.
Cara membaca cepat dapat digunakan untuk memahami
gagasan-gagasan utama dari setiap paragraf. Cara membaca
seperti itu merupakan bagian dari sebuah teknik membaca yang
bisa digunakan untuk berbagai tujuan membaca.
Bacalah wacana berikut dalam waktu satu menit.
Simaklah sebuah acara debat yang ada di televisi. Kemudian,
catatlah argumen-argumen yang ada dalam debat tersebut.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Tugas
Tugas
Kelompok
Kelompok
Lakukan sebuah debat dengan kelompok lain. Kemudian,
tentukanlah argumen dalam debat tersebut.
Membaca Cepat
Membaca Cepat
B
Tujuan Belajar
Anda diharapkan dapat:
• membaca cepat 300
kata per menit;
• menjawab secara
benar 75% dari
seluruh pertanyaan
yang tersedia;
• mengungkapkan
pokok-pokok isi
bacaan;
• menyampaikan
(secara lisan)
ringkasan sambutan.
Perhelatan Akbar Clio Award
Hasil karya para insan iklan akhir-akhir
ini sangat menakjubkan. Kreativitas mereka
patut diacungi jempol. Seolah, mereka tak
pernah kering ide dan terus berinovasi.
Karenanya, Clio Award akan memberikan
penghargaan kepada para insan bertalenta di
bidang iklan tersebut.
Untuk tahun ini, lewat
pers release
-nya,
Ami Brophy, Direktur Eksekutif Clio Award
mengumumkan para juri yang akan menen
tukan
64
64
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
1. Apa nama penghargaan yang diberikan kepada para insan iklan
tersebut?
2. Siapa saja juri yang diundang oleh penyelenggara acara?
3. Kapan acara festival tersebut digelar?
4. Kapan lembaga penyelenggara festival tersebut didirikan?
5. Selain iklan, bidang apa lagi yang menjadi fokus perhatian
lembaga tersebut?
Apakah Anda berhasil membaca cepat dalam waktu 1 menit?
Anda dapat mengetahui keberhasilan Anda dengan menjawab
beberapa pertanyaan tentang bacaan tersebut. Kemudian dihitung
dengan menggunakan rumus pemahaman
Jumlah jawaban yang benar
Jumlah seluruh pertanyaan
× 100% jika hasinya lebih dari 75 %
Anda telah berhasil membaca cepat. Oleh karena itu, setelah
membaca wacana tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut. Kemudian, hitunglah dengan rumus pemahaman.
iklan terbaik. Clio mengundang para juri kelas
dunia yang kompeten di bidangnya, seperti
Austin Howe, Presiden Direktur, Radioland,
Portland. Howe akan menilai iklan-iklan yang
disiarkan di radio. Untuk kategori ini, Clio
telah memberi penghargaan terhadap iklan
radio terbaik sejak tahun 1966.
Selain Howe, ada Fredrik Bond, Direktur
Morton Jankel Zander, Inggris, Judie Lasky,
pemimpin redaksi majalah I.D, New York, dan
Colleen DeCourcy, Direktur Kreatif Eksekutif
Global, Kanada. Mereka masing-masing akan
memberi penilaian terhadap teknik, desain,
dan internet. Bagi para peserta yang berminat
menjajal kebole han, hasil karyanya masih di-
tunggu hingga Februari 2005.
Pada puncak perhelatan ini, Festival Clio
akan digelar dari tanggal 21–24 Mei 2005 di
The Ritz-Carlton, pantai Selatan Miami. Pada
festival tahunan ke-46 yang dilakukan Clio
ini akan menggelar acara-acara yang menarik.
Bagi acara yang tidak sempat mengikuti
langsung, bisa mem
buka situs
www.clioaward.
com
yang diter jemahkan ke dalam bahasa
Spanyol, Jerman, Perancis, dan China.
Clio Award adalah salah satu ajang adu
kreativitas iklan internasional yang terkenal
di dunia. Lembaga yang didirikan tahun 1959
ini telah banyak memberikan penghargaan
terhadap seni iklan yang paling menarik dan
berpengaruh dalam konteks budaya modern.
Selain itu, lembaga ini memfokuskan
diri pada kreativitas dan desain, khususnya di
televisi, media cetak, isi dan hubungan, iklan
luar griya, radio, kampanye yang simultan,
inovasi media, internet, dan desain.
Sumber
: Majalah
Cakram
, Januari 2005
65
65
Moral
1. Bacalah teks bacaan berikut dalam waktu dua menit.
Perlunya Pengelolaan Reputasi
Ledakan informasi dunia telah membuka
babak baru bagi masyarakat global untuk mem-
peroleh informasi secara otonom. Sekat-sekat
informasi dengan sendirinya meng hilang oleh
inisiatif kuat individu yang ingin mengetahui
lebih jauh apa yang terjadi di sekitarnya mau-
pun di luar rumahnya. Setiap orang memiliki
akses terhadap sumber informasi di manapun
di dunia ini. Konse kuensinya masya rakat men-
jadi kritis dan tanggap terhadap opini yang ber-
kembang.
Situasi seperti itu menjadi tugas berat
bagi para profesional di bidang kehumasan dan
komunikasi. Daya kritis yang kuat memberi
ruang publik untuk menyoroti setiap gerak
langkah organisasi, baik swasta maupun
pemerintah. Di sini keahlian para profesional
kehumasan dan komunikasi dalam mengelola
reputasi sangat dibutuhkan.
Reputasi tidak berdiri sendiri. Iklim demo-
krasi adalah salah satu contoh kehadiran reputasi
menjadi sangat penting. Setiap individu dalam
masyarakat bebas mengemu kakan pendapat se-
suai dengan persepsinya masing-masing. Oleh
karena itu, setiap individu dan organisasi yang
berdiri di tengah masyarakat harus senantiasa
menjaga repu tasinya apabila hendak mendapat
keper cayaan dari masyarakat.
Keberadaan humas sangat penting, tidak
hanya untuk perusahaan atau lembaga pe-
me
rintah, tetapi juga untuk organisasi nonprofi t
seperti Lembaga Swadaya Masyarakat. Mesti-
nya, ketika perusahaan atau organisasi mem-
punyai 50 karyawan atau staf, maka sudah
harus memiliki bagian kehumasan.
Jika mereka terjebak dalam krisis mana-
jemen, reputasi tidak bisa dibangun dalam satu
malam. Humas bukan pemadam keba
karan
yang bisa menyelesaikan suatu masalah dalam
waktu singkat. Butuh waktu dan ide untuk
memikirkan berbagai macam hal.
Saat ini tugas kehumasan yang paling
penting adalah mengangkat reputasi pemerintah
dan reputasi wakil rakyat yang sudah luntur
agar investasi masuk ke Indonesia.
Praktisi kehumasan harus memiliki penge-
tahuan yang luas. Mereka tidak perlu mendalami
banyak ilmu pengetahuan, tetapi cukup
mengetahuinya saja.
Tugas eksternal humas bukan hanya sekadar
membuat kliping, mengundang wartawan, atau
bahkan memberikan amplop kepada wartawan.
Banyak praktisi humas yang bukan orang humas.
Ia ditaruh pim pinannya di posisi tersebut karena
tidak produktif. Hal itu terjadi karena pimpinan
tidak mengerti tugas kehumasan.
Keberhasilan seorang humas juga bisa dilihat
dari caranya menjawab pertanyaan wartawan
tanpa harus melempar pertanyaan tersebut
kepada orang lain. Kesuksesan seorang humas
juga bisa dilihat jika dia dapat menguasai masalah
dan kebijakan perusahaan serta bisa membaca
pikiran pimpinannya.
Orang humas harus bisa menjelaskan
duduk persoalan suatu masalah tanpa harus
berbohong, dan bukan asal sekadar mem-
bantah. Selain itu, orang humas harus bisa
dihu
bungi 24 jam di mana pun dia berada
agar ketika ada persoalan penting yang perlu
dikonfi rmasi
kan bisa ditangani.
Sumber:
Majalah
Cakram
, januari 2005
dengan pengubahan
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
66
66
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
2. Setelah waktu dua menit selesai, hitunglah jumlah kata
yang dapat Anda baca.
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut tanpa melihat teks
bacaan.
a. Apakah yang terjadi akibat adanya ledakan informasi?
b. Mengapa masyarakat sekarang men jadi begitu kritis
dan tanggap terhadap opini yang berkembang?
c. Mengapa pula para profesional di bidang kehumasan
dan komunikasi sangat perlu untuk mengelola reputasi?
d. Ikon apa yang menyebabkan kehe batan reputasi
menjadi sangat penting?
e. Berapa jumlah karyawan staf yang harus dimiliki
organisasi atau per usahaan agar bagian kehumasan ada?
f. Apakah fungsi dan tugas humas dalam organisasi atau
perusahaan?
g. Apa yang harus dimiliki praktisi kehumasan?
h. Apa saja ukuran keberhasilan seorang humas?
4. Cocokkan jawaban Anda dengan isi bacaan. Periksalah
mana saja jawaban yang benar.
Tugas
Tugas
Kelompok
Kelompok
1. Berlatihlah membaca cepat bersama kelompok Anda.
2. Kelompok Anda dapat mencari beberapa bacaan yang dapat
dibaca dalam waktu 1 menit. Kemudian, bacalah bacaan tersebut
dalam waktu 1 menit.
4. Ujilah kemampuan membaca cepat Anda dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman Anda.
5. Hitunglah hasilnya dengan menggunakan rumus yang telah
Anda pelajari.
6. Simpulkanlah hasil kemampuan seluruh anggota kelompok
Anda
67
67
Moral
Dalam Pelajaran sebelumnya Anda telah belajar menyusun
paragraf deskriptif dan paragraf naratif. Pelajaran tersebut sangat
bermanfaat untuk memudahkan Anda dalam Pelajaran kali ini,
yaitu menulis paragraf ekspositif.
Eksposisi bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyam-
pai
kan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu
tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau
mengikutinya (Wiyanto, 2004: 66). Seperti halnya kegiatan
menulis lain, Anda dapat membuat kerangka karangan terlebih
dahulu. Kerangka tersebut didasarkan pada data yang diperoleh
sehingga Anda mudah mengembangkannya.
Berikut contoh kerangka karangan eksposisi.
Judul: Percantik Rumah dengan Gorden
Kerangka karangan
1. Fungsi gorden di dalam rumah
2. Berbagai pilihan warna dan
motif gorden
3. Cara mempercantik gorden rumah
a.
Pilih motif gorden
b. Kreativitas
c. Pilih jenis gorden
d. Sesuaikan warna gorden dengan furnitur di rumah
Berdasarkan kerangka tersebut, Anda dapat mengem bang -
kan
nya menjadi karangan eksposisi. Berikut contoh pengem-
bangan dari kerangka tersebut.
Gorden di dalam rumah mempunyai dua
fungsi, yakni sebagai pengaman agar rumah
tidak mudah diintip orang dari luar jendela dan
sebagai pemanis ruangan di dalam rumah.
Berikut beberapa inspirasi untuk mem-
per cantik gorden di rumah.
Pertama, pilih
motif gorden yang disukai.
Apakah polos tanpa
motif, kembang-kembang,
garis, atau kotak. Sebaiknya tentukan terlebih
dahulu konsep yang ingin ditonjolkan dari
sebuah ruangan. Misalnya, ruang tamu dengan
konsep
cozy
dapat menggunakan warna-warna
tanah dan cokelat.
Kedua, sedikit kreatif. Jika tidak ingin
membeli gorden baru, salah satu trik untuk
mempercantik gorden yakni dengan menjahit
sambungan dari bagian belakang kain yang
sudah dirangkap sehingga garis-garis bekas
jahitan tidak terlihat. Untuk membuat gorden
terlihat lebih berat (memberikan kesan penuh),
gunakan bahan pelapis bagian belakang dari kain
vlanel. Dengan begitu lekuknya terlihat indah
karena tidak terlalu tipis. Selain itu, Anda juga
dapat menggunakan bahan kain sisa. Kemudian,
buat gorden menyerupai anyaman, caranya
dengan dipilah-pilah kemudian dianyam dengan
Percantik Rumah dengan Gorden
Menulis Paragraf Eksposisi
Menulis Paragraf Eksposisi
C
Anda diharapkan dapat:
• mengidentifikasi
ciri-ciri paragraf
ekspositif;
• menyusun sebuah
paragraf ekspositif
tentang sebuah
proses atau langkah-
langkah membuat
atau menggunakan
sesuatu.
Tujuan Belajar
68
68
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
Berdasarkan penjelasan dan contoh yang disampaikan,
Anda pun dapat memulai menulis karangan eksposisi. Untuk itu,
kerjakanlah latihan berikut.
kain. Cara lain mempermanis gorden adalah
dengan detail seperti border dan tastel.
Ketiga, jenis gorden. Gor
den kain dengan
tali pengerek dapat memudahkan untuk keluar
masuknya cahaya dan sirkulasi udara alami
yang dibutuhkan. De-ngan bahan kain, pengolah
desain gorden da pat lebih beragam dan dinamis.
Untuk kamar anak, pilihlah gorden dengan
bahan, model, dan sistem yang sederhana.
Perhatikan juga sirkulasi pencahayaan alami yang
akan mempengaruhi kenyamanan anak. Jangan
gunakan gorden yang panjang atau banyak
rumbai-rumbai di bawah nya karena dapat
dijangkau oleh anak sehingga mem
bahayakan.
Keempat, sesuaikan warna gorden dengan
furnitur di rumah. Peny
esuaian warna gorden
dengan mebel ruangan dapat memberikan
kesan nyaman dan tenang. Saat ini sedang
tren pemaduan warna yang kontras. Selama
Anda pintar memadu padankannya, tidak
masalah. Tetapi harus tetap berhati-hati agar
tidak menimbulkan kesan terlalu ramai dan
penuh, terutama jika rumah tidak terlalu besar.
Contohnya, untuk ke
nya
manan di kamar
tidur, gorden biasanya ber warna cokelat susu,
sedangkan karpet, meja, kursi, ranjang, dengan
warna cokelat muda.
Sumber
: Harian umum
Kompas
, 8 Juli 2005
1. Tulislah sebuah karangan eksposisi dengan pilihan tema:
a. membuat lukisan dari kertas;
b. membuat patung dari barang bekas;
c. memelihara binatang;
d. menanam bunga.
2. Kumpulkan data-data yang mendukung.
3. Susunlah terlebih dahulu kerangka karangannya.
4. Kembangkanlah kerangka karangan tersebut menjadi
karangan yang padu.
5. Hasilnya berikan kepada guru Anda untuk dini lai.
6. Hasil penilaian tersebut dapat dibahas bersama-sama dengan
pan duan guru Anda agar dapat diketahui karakteristik karangan
eksposisi yang tepat.
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Sumber:
Harian umum
Kompas
, 8 Juli 2005
69
69
Moral
Dalam pelajaran 4 bagian D, Anda sudah mempelajari klausa.
Sekarang, Anda akan mempelajari kalimat. Sebaiknya, perhatikan
kembali pelajaran 4 bagian D agar Anda dapat membedakan antara
klausa dan kalimat.
Kalimat berdasarkan intonasinya dibedakan atas kalimat
tanya, kalimat berita, dan kalimat perintah. Kalimat tanya ditandai
dengan intonasi fi
nal berupa tanda tanya (?) dan berfungsi me-
nanyakan sesuatu; kalimat berita ditandai dengan intonasi fi
nal
tanda titik (.) dan berfungsi memberitakan sesuatu; serta kalimat
perintah ditandai dengan intonasi fi
nal dengan tanda seru (!) dan
berfungsi mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari
orang lain. Sebagai contoh, perhatikan contoh kalimat berikut.
•
Apa jasa Kartini sehingga setiap tahun diperingati?
(kalimat tanya)
• Jika ingin menjadi pintar, orang harus bersekolah.
(kalimat berita)
•
Coba ceritakan tentang perjalanan hidup R.A. Kartini!
(kalimat perintah)
Selain itu, ada pula jenis kalimat yang dibedakan atas kelas
kata predikatnya, antara lain kalimat verbal dan kalimat nominal.
Kalimat verbal merupakan kalimat yang dibentuk dari klausa
verbal atau predikatnya berupa kata atau frase yang berkelas
kata verba. Sedangkan kalimat nominal adalah kalimat yang
Tugas
Tugas
Kelompok
Kelompok
1. Datalah teman-teman yang dapat dikembangkan menjadi
paragraf eksposisi. Kemudian, susunlah kerangka karangan
eksposisi berdasarkan salah satu tema yang telah Anda data.
2. Kembangkanlah kerangka karangan tersebut menjadi karangan
eksposisi dengan memerhatikan pola pengembangannya. Jika
telah selesai mengerjakannya, tukarkanlah hasilnya dengan
teman sekelompok Anda. Kemudian, saling perbaikilah paragraf
eksposisi yang ditulis teman sekelompok Anda. Selanjutnya,
diskusikan dan berilah penilaian yang sesuai dengan hasil kerja
teman Anda.
Mengidentifi
kasi dan
Mengidentifi
kasi dan
Membedakan Jenis Kalimat
Membedakan Jenis Kalimat
D
Anda diharapkan dapat:
• mengidentifikasi
jenis-jenis kalimat;
• membedakan kalimat
dengan berbagai
aspek.
Tujuan Belajar
70
70
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
predikatnya berupa nomina. Agar lebih jelas, perhatikan contoh
berikut. Untuk contoh lainnya, kalian dapat mencarinya dari
wacana-wacana yang sudah kalian pelajari.
Adakah contoh kalimat lengkap dan tidak lengkap lainnya?
Ayo, sebutkan. Selanjutnya, ada pula jenis kalimat berdasarkan
jumlah klausa
nya, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Jika suatu kalimat terdiri atas satu klausa disebut kalimat tunggal,
sedangkan jika lebih dari satu klausa disebut kalimat majemuk.
Contohnya,
Kalimat tunggal:
•
Tentara-tentara itu berperang sepanjang hari.
•
Siapakah nama pejuang yang masih gagah itu?
Kalimat majemuk:
•
Dia datang dan duduk di sebelah saya.
•
Meskipun dilarang nenek, kakek pergi juga ke kebun.
Berikut ini contoh ka limat lengkap.
•
Agus dan Rani sudah berdamai.
•
Kakekku berjuang di zaman penjajahan.
Berikut ini contoh kalimat tidak lengkap.
• Pergi!
• Halo!
Ayo, berikanlah contoh kalimat tunggal dan kalimat-kalimat
ma jemuk lainnya.
Selain itu, ada juga jenis kalimat berdasarkan letak subjek dan
dikatnya, yaitu kalimat normatif dan kalimat inversi. Kalimat
normatif, letak subjeknya berada di awal predikat, sedangkan in versi
sebaliknya.
• Asti membawa bunga untuk para pahlawan.
(kalimat verbal)
• Gusti penduduk desa dekat makam pahlawan.
(kalimat nominal)
Selanjutnya, jenis kalimat juga ada yang berupa kalimat
lengkap dan kalimat tidak lengkap. Kalimat lengkap, sekurang-
kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat, sedangkan kalimat
tidak lengkap memiliki subjek saja, predikat saja, objek saja, atau
keterangan saja. Kalimat tidak lengkap, walaupun unsur-unsurnya
tidak lengkap, tetapi dapat dipahami karena konteksnya diketahui
pembaca/pendengar. Jadi, kalimat yang berupa jawaban singkat,
kalimat seru, kalimat perintah, dan lain-lain termasuk kalimat
tidak lengkap.
Mengenal
Mengenal
Lebih Dekat
Lebih Dekat
Kalimat adalah satuan
bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi
fi nal, dan secara aktual
maupun potensialterdiri
dari klausa.
Sumber:
Kamus Linguistik
,
1993
71
71
Moral
Buatlah contoh kalimat normatif dan inversi lainnya. Jika klau sa
di dalam sebuah kalimat terdapat lebih dari satu, kalimat itu disebut
kalimat majemuk. Berkenaan dengan sifat hubungan klausa-klausa
di dalam kalimat itu, dibedakan adanya kalimat
majemuk setara
,
kalimat
majemuk bertingkat,
dan kalimat
majemuk campuran
.
Kalimat majemuk setara merupakan kalimat majemuk yang
klausa-klausanya memiliki status yang sama atau setara. Klausa-
klausa dalam kalimat majemuk dihubungkan dengan konjungsi
koordinatif (setara), seperti
dan
,
atau
,
tetapi
, dan
lalu
. Namun,
tidak jarang hubungan itu tanpa menggunakan konjungsi, tetapi
meng gunakan tanda baca koma (,). Berikut ini beberapa contoh
ka limat majemuk setara.
Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat majemuk
yang hubungan antarklausa-klausanya tidak setara atau tidak se -
derajat. Klausa yang satu berupa klausa atasan, dan klausa yang
lain merupakan klausa bawahan. Kedua klausa itu dihu bung-
kan dengan konjungsi
tif
(bertingkat), seperti
kalau
,
ketika
,
meskipun
, dan
karena
. Namun, acapkali hubungan itu
tanpa dibubuhi konjungsi. Berikut ini beberapa contoh kalimat
majemuk bertingkat. Anda juga dapat mencari contoh lainnya.
Ayo, sebut kan.
•
Kalau ayah pergi
,
ibu pun akan pergi.
klausa atasan klausa bawahan
•
Adik membaca komik ketika kakak sekolah.
klausa atasan klausa bawahan
Jenis kalimat majemuk yang lain adalah kalimat majemuk cam-
puran. Kalimat majemuk campuran terdiri dari tiga klausa atau lebih,
yang dihubungkan secara setara dan secara ber tingkat. Jadi, kalimat
majemuk ini merupakan gabungan/campuran dari kalimat majemuk
Contoh kalimat normatif:
Ayah berjuang.
Ibu berjalan.
S P
S
P
Contoh kalimat inversi:
Pergi kau!
Sangat lemah badannya.
S P
S
P
•
Nenek melirik, kakek tersenyum, dan ibu tertawa.
•
Beliau membuka pintu itu, tetapi membiarkan kami ber diri
di luar.
•
Saya ingin turut berjuang, tetapi ibu tidak mengizinkan.
•
Dia datang dan duduk di sebelah saya.
Buku
Sintaksi
s, salah sumber bacaan
tentang kalimat.
Gambar 5.1
Gambar 5.1
Sumber
:
Sampul buku
Sintakis
72
72
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
setara dan kalimat majemuk bertingkat. Berikut ini contohnya.
Kemudian, berikan contoh lainnya.
Adik membaca komik karena ibu tidak ada di rumah dan
tidak ada tugas sekolah yang harus diselesaikan.
Kalimat tersebut terdiri atas tiga buah klausa, yaitu (1)
Adik
membaca komik
, (2)
Ibu tidak ada di rumah
, dan (3)
tidak ada
tugas sekolah yang harus diselesaikan
. Klausa (1) dan klausa (2)
di hubung kan secara bertingkat, klausa (2) dan klausa (3) dihu-
bungkan secara setara.
Kalimat pun dapat diidentifi kasi berdasarkan konturnya, yaitu
berupa kalimat panjang atau kalimat pendek. Kalimat panjang dapat
dilihat pada contoh berikut.
Sungguh pun kalian mendapat bantuan yang besar sekali dari
Belanda, tetapi beliau tetap juga tidak senang terhadap VOC.
Kalimat pendek dapat dilihat pada contoh berikut.
a. FN + FV
: Ibu datang
b. FN + FV + W : Adik membaca komik
c. FN+FV+FN+FN : Ibu membacakan adik cerita
d. FN + FN
: Paman dokter
e. FN + FA
: Kakak cantik
f. FN + FNum
: Uangnya dua juta
g. FN + FP
: Uangnya di dompet
Berdasarkan perubahan/transformasinya, kalimat dapat
dibedakan atas kalimat inti dan kalimat noninti. Kalimat inti, dapat
disebut juga kalimat dasar. Dalam bahasa Indonesia ter dapat kalimat
inti dengan pola atau struktur antara lain sebagai berikut.
• Pengusaha itu berusia 61 tahun.
• Pejuang itu telah gugur.
Kalimat inti dapat diubah menjadi kalimat noninti dengan proses
transformasi. Misalnya, dari kalimat inti
Adik membaca komik,
dapat
diperlakukan proses pemasifan menjadi
Komik dibaca adik
atau
Adik tidak membaca komik
; dijadikan kalimat perintah menjadi
Bacalah komik itu
!; dijadikan kalimat tanya menjadi
Apakah
adik membaca komik
?; dan sebagainya. Dengan demi
ki an, dapat
dikatakan bahwa kalimat inti + proses transformasi = kalimat
noninti.
Saat berbahasa lebih banyak digunakan kalimat noninti dari pada
kalimat inti, sebab informasi yang disampaikan melalui bahasa
biasanya sangat luas, mencakup berbagai segi informasi kehidupan.
Mengenal
Mengenal
Lebih Dekat
Lebih Dekat
Keterangan:
a) FN : Frase Nominal
FV : Frase Verbal
FA : Frase Ajektival
FNum : Frase
Numeral
FP : Frase Preposisi
b) FN dapat diisi oleh
sebuah kata nominal, FV
dapat diisi oleh sebuah
kata verbal, FA dapat
diisi oleh sebuah kata
ajek tival, dan FNum
dapat diisi oleh sebuah
kata numeralia.
Sumber
: Buku
Sintaksis,
1987.
73
73
Moral
a. S-P-O-K
S
P O
K
Armi//meletakkan//kakinya//tersebut meja.
b. S-P-O-Pel
S
P
O Pel
Reno//memberi//Gusti//novel baru.
c. S-P-O
S
P
O
Gadis itu // meninggalkan // desanya.
S P
O
Semua itu // mendorong // tekadnya.
d. S-P-Pel
S
P
Pel
Dia // merupakan // perwujudan wanita Kartini.
e. S-P-K
S
P K
Made // berasal // dari Bali.
f. S-P
S
P
Anak itu // sudah datang.
Urutan unsur kalimat dari bermacam pola kalimat tersebut,
menggambarkan urutan yang dasar.
Berdasarkan konjungsi yang digunakan, kalimat majemuk setara
dapat dikelompokkan ke dalam empat macam, yakni (1) kalimat
majemuk yang menyatakan penjumlahan, (2) kalimat majemuk yang
menyatakan urutan peristiwa, (3) kalimat majemuk yang menyatakan
pemilihan, dan (4) kalimat majemuk yang menyatakan perlawanan.
1. Kalimat Majemuk Penjumlahan
Kalimat majemuk setara yang menyatakan hubungan
penjumlahan disebut kalimat majemuk penjumlahan. Kalimat
majemuk ini ditandai oleh konjungsi
dan
,
serta
, dan
lagipula
.
Umpamanya, kalimat inti
Ayah datang
, mungkin akan menjadi
Ayahku baru datang dari Paris
.
Urutan unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan dapat memegang peranan yang penting
dalam bahasa Indonesia. Perubahan urutan kalimat dapat mengubah
makna kalimat. Jika urutan kalimat
Anjing meng gigit anak itu
,
diubah
Anak itu menggigit anjing
, makna kalimat itu akan berbeda
sekali maknanya. Berikut ini contohnya. Selain contoh-contoh
berikut, dapatkah Anda memberikan contoh lainnya?
Mengenal
Mengenal
Lebih Dekat
Lebih Dekat
Keterangan dari
lambang unsur kalimat
yang digunakan sebagai
berikut.
S = Subjek
P = Predikat
O = Objek
K = Keterangan
Pel = Pelengkap
Sumber
: Buku
Sintaksis,
1987
74
74
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
3. Kalimat Majemuk Urutan
Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi
lalu
,
lantas
,
terus
, dan
kemudian
. Kalimat majemuk ini menyatakan hu
bungan
urutan peristiwa. Konjungsi itu merupakan pembatas di antara
kalimat dasar dan dibubuhi tanda koma sebagai pembatasnya.
Contohnya,
•
Dia ingin melanjutkan tes ke perguruan negeri
atau
kuliah
di perguruan tinggi swasta yang baik.
•
Anda boleh mengikuti tes lisan,
atau
Anda membuat karya
tulis.
Kalimat majemuk yang menggunakan konjungsi tersebut, mem-
perlihatkan hubungan penjumlahan dari beberapa kalimat dasar.
• Kakek itu membawa boneka
dan
nenek membawa
pakaian.
•
Pak Guru mengawasi mereka dari jauh
dan
semua siswa
itu terhibur
serta
para orang tua bergembira.
Mengenal
Mengenal
Lebih Dekat
Lebih Dekat
Di dalam kenyataan
penggunaan bahasa,
kalimat-kalimat yang kita
gunakan tidak selamanya
berupa kalimat
tunggal. Adakalanya,
demi ke
efi sienan,
orang mengga bung kan
beberapa per nyataan
ke dalam satu kalimat.
Akibat penggabung an
itu, lahirlah struktur
kalimat yang di dalam-
nya terdapat bebe rapa
kalimat dasar. Struktur
kalimat yang di dalamnya
terdapat dua kalimat
dasar atau lebih disebut
kalimat majemuk.
Sumber:
Linguistik Umum
Sebuah Pengantar
, 1992
2. Kalimat Majemuk Pemilihan
Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi
atau
. Jika isi
pemilihan hanya dua (kalimat dasar), digunakan konjungsi
atau
di
antara dua pilihan itu dan disertai tanda koma. Hubungan pemilihan
itu dapat juga dinyatakan dengan kata
apa
(kah).
•
Komandan itu memberi perintah,
lalu
mereka segera
men cari tempat aman.
•
Sebagian pasukan menerobos perbatasan,
kemudian
mereka menyerang pertahanan musuh.
Konjungsi
lalu
,
lantas
, dan
kemudian
dapat digunakan secara
serentak. Di samping itu, dapat juga digunakan satu konjungsi yang
terletak pada kalimat dasar yang terakhir.
Seorang Prajurit bersembunyi di balik pepohonan,
lalu
dia
mengawasi keadaan di sekelilingnya,
lantas
dia melihat musuh di
ujung jalan setapak,
kemudian
dia lari mengejar orang itu.
4. Kalimat Majemuk Perlawanan
Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi
tetapi
,
melainkan
,
dan
sedangkan
. Konjungsi tersebut, menyatakan hubungan
perlawanan di antara kalimat dasar dalam sebuah kalimat majemuk.
Namun, tetap digunakan tanda koma (,) di antara kalimat dasar
yang satu dan kalimat dasar yang lain.
Ibunya selalu mempermasalahkan kenakalan anaknya,
sedangkan ayahnya tidak pernah.
75
75
Moral
Kalimat majemuk perlawanan biasanya terdiri atas dua
kalimat dasar dan konjungsi perlawanan. Dengan mengguna
kan
konjungsi perlawanan, kalimat itu akan memperlihatkan hubungan
perlawanan secara tegas.
Nah, dapatkah Anda memberikan contoh kalimat majemuk
penjumlahan, pemilihan, urutan, dan perlawanan lainnya? Ayo,
sebutkan.
Selanjutnya, dikenal pula adanya jenis-jenis kalimat majemuk
bertingkat. Jenis-jenis kelimat majemuk bertingkat tersebut antara
lain sebagai berikut.
a. Kalimat majemuk yang menyatakan hubungan waktu. Kalimat
ini ditandai dengan konjungsi
sejak
,
sewaktu
,
ketika
,
setelah
,
sampai
,
manakala
, dan sebagainya.
Contoh:
1)
Sejak
paman pergi, dia belum tiba kembali ke sini.
2) Peristiwa itu terjadi
sewaktu
negara sedang dalam sua
sana sukacita.
b. Kalimat majemuk hubungan syarat. Kalimat majemuk ini
ditandai dengan adanya konjungsi
jika
,
seandainya
,
andaikan
,
asalkan
, dan
apabila
. Berikut ini contohnya.
•
Jika kalian mau mendengarnya, saya senang sekali.
•
Beliau akan segera pulang seandainya peserta banyak
yang tidak hadir.
d.
Kalimat majemuk hubungan konsesif. Kalimat ini di
tandai
dengan konjungsi
walaupun, meskipun, sekalipun, biarpun,
kendatipun,
dan
sungguhpun
. Berikut ini contoh nya.
c.
Kalimat majemuk hubungan tujuan. Kalimat ini ditandai dengan
konjungsi
agar
,
supaya
, dan
biar
. Berikut ini contohnya.
•
Ibu sengaja meninggalkan rumah agar kami bisa man diri.
•
Nenekku berkeinginan supaya aku memiliki ke ahlian di
bidang agama.
•
Walaupun hatinya sangat sedih, dia tidak pernah
memperlihatkannya di hadapanku.
•
Perjuangan berjalan terus kendatipun musuh telah
mengosongkan semua kota besar.
Mengenal
Mengenal
Lebih Dekat
Lebih Dekat
Berdasarkan
hubungan antar-
kalimat dasar itu,
kalimat majemuk dapat
dibedakan ke dalam
dua macam, yaitu
kalimat majemuk setara
dan kalimat majemuk
bertingkat.
Sumber:
Linguistik Umum
Sebuah Pengantar
, 1992
76
76
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
e. Kalimat majemuk hubungan perbandingan. Kalimat ini
ditandai dengan kata penghubung
daripada
,
ibarat
,
seperti
,
bagaikan
,
laksana
,
sebagaimana
, dan
alih-alih
.
Berikut ini contohnya.
Nah, berikan contoh-contoh kalimat majemuk bertingkat
lainnya. Selanjutnya, Anda dapat pula menemukan jenis-
jenis kalimat tersebut dalam suatu teks. Jadi, suatu teks, dapat
menghimpun beberapa jenis kalimat.
1. Identifi
kasilah berbagai jenis kalimat yang terdapat dalam
teks berikut.
Raden Mas Ontowiryo yang kemudian lebih
terkenal dengan nama Pangeran Diponegoro,
lahir di Yogyakarta pada 11 November 1785.
Ayahnya, Sultan Hamengku Buwono III, ingin
me ng ang
katnya sebagai raja, tetapi ia menolak
karena ibunya bukan permaisuri.
Sekitar tahun 1820-an campur tangan
Belanda dalam persoalan kerajaan Yogyakarta
2. Diskusikanlah hasilnya bersama teman-teman Anda.
3. Buatlah simpulan atas hasil latihan Anda tersebut.
sema
kin bertambah besar. Peraturan tata
tertib yang dibuat oleh Pemerintah Belanda
sangat me
ren
dahkan martabat raja-raja Jawa.
Para bangsawan diadu domba sehingga dalam
is tana terdapat golongan yang mendukung dan
yang anti-Belanda. Kedua golongan itu curiga
men curi gai.
Sumber
:
Buku
Album Pahlawan Bangsa
, 2003
Latihan
Latihan
Pemahaman
Pemahaman
Tugas
Tugas
Kelompok
Kelompok
1. Carilah bacaan dalam majalah surat kabar atau internet.
2. Tentukanlah jenis-jenis kalimatnya
3. Bahaslah pekerjaan kelompok Anda bersama kelompok-
kelompok lainnya.
•
Daripada berdiam diri, lebih baik Anda menanam buah
jeruk di kebun orangtuamu saja.
•
Pak Boli menyayangi semua keponakannya seperti dia
menyayangi anak kandungnya.
77
77
Moral
Sumber:
Pengajaran
Pragmatik
,
1986
Henri Guntur Tarigan
; beliau dilahirkan
pada 23 September 1933, di Linggajulu, Sumatra
Utara. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Padjajaran Bandung(1962), mengikuti Studi
Pasca Sarjana Linguistik di Rijksuniversitirt
Leiden, Nederland (1971-1973), meraih gelar
doktor, dalam bidang Lingusitik di Fakultas
Sastra Universitas Indonesia (1975) dengan
disertasi berjudul
Morfologi Bahasa Simalungun.
Karya-karyanya antara lain:
Struktur Sosial Masyarakat
Simalungun, Morfologi Bahasa Simalungun, Prinsip-prinsip Dasar
Puisi, Bahasa Karo, Sastra Lisan Karo, Prinsip-prinsip Dasar
Drama, Prinsip-prinsip Dasar Kritik Sastra, Pengantar Sintaksis,
Menyimak, Berbicara, Membaca
(sebagai suatu keterampilan
berbahasa),
Menulis
(sebagai suatu keterampilan berbahasa) dan
Tatarucingan Sunda.
Mengenal
Mengenal
Ahli Bahasa
Ahli Bahasa
• Argumen adalah buah pemikiran seseorang mengenai
sesuatu. Setiap orang bebas berargumen, asalkan argumen
tersebut logis dan beralasan.
• Membaca cepat adalah sebuah kegiatan membaca dengan
kecepatan tertentu. dengan membaca cepat, seseorang
akan denganmudah mendapatkan informasi yang dicari.
• Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang memaparkan
cara melkukan atau membuat sesuatu. Pada penulisan
paragraf ini, sebaiknya dibuat kerangka karangan terlebih
dahulu.
• Kalimat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya
yaitu kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat lengkap,kalimat
tidak lengkap, kalimat inversi, dan kalimat majemuk.
Intisari
Intisari
Pelajaran 5
Pelajaran 5
78
78
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
1. Bacalah teks berikut dalam waktu satu menit, kemudian
jawab pertanyaannya.
Ketika Koko si gorila meng gunakan bahasa
isyarat Amerika untuk menunjukkan dirinya
sakit, sambil menunjuk mulutnya, 12 dokter
spesialistermasuk tiga dokter gigi–langsung
beraksi. Hasilnya? Dia pun terpaksa menjalani
pemeriksaan kesehatan yang pertama dalam
20 tahun terakhir. Khususnya, pemeriksaan
atas gigi-giginya.
Sekitar sebulan lalu, Koko yang beratnya
150 kilogram itu menjadi termasyhur karena
mampu menirukan banyak sekali bahasa isyarat.
Pawangnya di Gorilla Foundation di Woodside
(AS), mengajarkan Koko suatu skala dari satu
sampai 10.
2. Tulislah sebuah paragraf ekspositif mengenai cara melakukan
atau membuat sesuatu
3. Tentukan jenis-jenis kalimat yang terdapat dalam bacaan
pada soal No. 1.
Latihan Pemahaman
Latihan Pemahaman
Pelajaran 5
Pelajaran 5
Setelah mengikuti Pelajaran ini, kini Anda dapat
beragumen dalam berdebat karena kini Anda telah dapat
mengidentifi
kasi argumen dalam debat. Selain itu, kecepatan
membaca Anda kini semakin bertambah dengan latihan yang
telah Anda lakukan di Pelajaran ini. Tak hanya itu, Anda pun
menjadi semakin mahir menulis paragraf ekspositif, sehingga
Anda akan merasa lebih mudah dalam membuat karya tulis.
Anda pun telah makin pintar menggunakan kalimat dengan
tepat.
Refl
eksi
Refl
eksi
Pelajaran 5
Pelajaran 5